,

Kader Nutrigenomik Guru SMA Di Kota Yogyakarta

Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini sudah semakin pesat. Perkembangan ilmu tersebut tidak hanya ke arah teknologi informasi saja, melainkan ilmu gizi pun juga mengalami perkembangan. Dahulu ilmu gizi masih secara tradisional membahas kekurangan dan kelebihan zat gizi, namun saat ini ilmu gizi sudah berkembang ke arah molekuler dan melahirkan cabang ilmu baru yang bernama nutrigenomik. Ilmu nutrigenomik diakui masih belum familiar terdengar, sehingga masih banyak orang yang belum paham, termasuk guru dan pelajar SMA. Oleh karena itu, program pengabdian masyarakat ini bekerja sama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Biologi dan Kimia SMA di kota Yogyakarta, karena pada dasarnya ilmu nutrigenomik merupakan ilmu yang terintegrasi dari ilmu biologi  dan kimia. Di samping itu, guru merupakan agen pembaharuan dan agen pembelajaran yang sangat berpotensial untuk menjadi seorang kader, dan diharapkan pengetahuan dan wawasan mengenai nutrigenomik ini dapat disebarluaskan, baik kepada teman sejawat maupun siswa sekolah.

Sebanyak 20 orang peserta yang terdiri dari 10 orang guru mata pelajaran kimia dan 10 orang guru mata pelajaran biologi di SMA Kota Yogyakarta mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di Balai Pendidikan Menengah Kota Yogyakarta dan Laboratorium Biokimia FK-KMK UGM, pada bulan Oktober 2018. Program pelatihan menggunakan beberapa metode yaitu pemberian materi melalui ceramah, tutorial, praktik, dan Training of Trainer (ToT). Narasumber terdiri dari Prof. Dr. Dra. Sunarti, M.Kes., Dr. Pramudji Hastuti, Apt., M.S., Dr. Prasetyastuti, Apt., M.Kes., dr. Arta Farmawati, Ph.D., dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D., dan Dianandha Septiana Rubi, S..Gz., M.Sc. terlibat secara langsung dalam memberikan materi baik ceramah, praktik, maupun ToT, dan mengikutsertakan mahasiswa S2 Minat Biokimia.

Program kemitraan masyarakat berupa pembentukan kader nutrigenomik ini mampu menambah pengetahuan dan wawasan peserta mengenai ilmu nutrigenomik. Hal ini terlihat dengan peningkatan pengetahuan para peserta, yang menunjukkan angka peningkatan sebesar 53,33%. Selain itu, berdasarkan hasil pengujian statistik setelah dilakukan proses pengenalan nutrigenomik melalui metode ceramah, diskusi, tutorial menggunakan bahan peraga dan video, serta pelaksanaan praktikum laboratorium, dan ditutup dengan acara Training of Trainee (ToT) menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05). Pada akhir evaluasi kegiatan, peserta menyampaikan kesan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan maupun keterampilan, dan berharap dapat dilakukan secara berkelanjutan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Gambar 1. Lokasi kegiatan di Balai Pendidikan Menengah Kota Yogyakarta. (a) Kegiatan tes pendahuluan peserta pelatihan Kader Nutrigenomik; (b) Penyampaian materi kepada peserta dengan metode ceramah

 

Gambar 2. Luaran kegiatan yang berupa lembar balik, modul kegiatan, dan video

 

Gambar 3. Lokasi kegiatan di Laboratorium Departemen Biokimia, FK-KMK, UGM. (a) Kegiatan penyampaian materi dengan metode ceramah; (b) Kegiatan praktikum peserta yang didampingi oleh instruktur; (c) Praktik isolasi DNA oleh peserta

 

Gambar 3. Lokasi kegiatan di Balai Pendidikan Menengah Kota Yogyakarta. (a) Kegiatan training of trainee (ToT); (b) Kegiatan praktik tutorial yang didampingi oleh tutor; (c) Praktik penggunaan lembar balik yang didampingi oleh instruktur